• Assalamu'alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh
  • Welcome To My Blog

Rabu, 16 April 2014

Web yang terkait dengan bidang Ilmu

Perkembangan web yang terkait dengan bidang Ilmu
Semantic WEB
Setelah semua dijelaskan sekarang saya akan membahas tentang perkembangan web yang terkait dengan bidang ilmu yaitu salah satunya itu adalah semantic web. Yuk mari baca dengan selesai ya ^_^
Pengertian Semantic Web (Web Semantik) atau Definisi Semantic Web adalah pengembangan dari World Wide  Web di mana makna semantik dari informasi di web didefinisikan, sehingga memungkinkan mesin untuk memprosesnya. Semantic Web berasal dari World Wide  Web Konsorsium dari Web sebagai media universal data, informasi, dan pertukaran pengetahuan.
Semantic Web terdiri dari seperangkat prinsip-prinsip desain, kelompok kerja kolaboratif, dan berbagai teknologi. Beberapa elemen dari Semantic Web yang dinyatakan sebagai calon masa depan dan unsur-unsur lain dari Semantic Web disajikan dalam spesifikasi formal dimaksudkan untuk memberikan deskripsi formal konsep, istilah, dan hubungan dalam satu domain tertentu.
Istilah Web Semantik itu sendiri diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web. Sekarang, prinsip web semantik disebut-sebut akan muncul pada Web 3.0, generasi ketiga dari World Wide Web. Bahkan Web 3.0 itu sendiri sering disamakan dengan Web Semantik. Web Semantik menggunakan XML, XMLS (XML Schema), RDF, RDFS (Resources Description Framework Schema) dan OWL.
Web Semantik merujuk kepada kemampuan aplikasi komputer untuk lebih memahami bahasa manusia, bukan hanya bahasa yang baku dari para penggunanya tetapi juga bahasa yang lebih kompleks, seperti dalam bahasa percakapan sehingga memudahkan penggunanya untuk berkomunikasi dengan mesin. Web Semantik dapat mengolah bahasa dan mengenali homonim, sinonim, atau atribut yang berbeda pada suatu database.
Referensi :

WEB yang paling popular di Indonesia salah satunya adalah
Sekilas tentang detik.com
Detikcom ialah sebuah portal web yang berisi berita aktual dan artikel dalam jaringan di Indonesia. Detikcom merupakan salah satu situs berita terpopuler di Indonesia. Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya, detikcom hanya mempunyai edisi daring dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. Meskipun begitu, detikcom merupakan yang terdepan dalam hal berita-berita baru (breaking news). Sejak tanggal 3 Agustus 2011, DetikCom menjadi bagian dari trans corpora.
Detikcom merupakan portal kepada situs-situs:
  • detikNews
  • detikFinance
  • detikFood
  • detikHot
  • detiki-Net
  • detikSport
  • detikHealth
  • detikShop
  • detikTV
  • detikSurabaya
  • detikBandung
  • detikforum
  • blogdetik
  • serta beberapa fasilitas lainnya
Awal mula berdirinya detikcom:
Pada zaman Orde Baru pak Budiono bekerja di tabloid detik yang akhirnya pada masa Orde Baru tabloid tersebut di berangus bersama-sama dengan tabloid Tempo karena pada masa Orde Baru kebebasan Pers belum diperbolehkan. Akhirnya setelah mengalami hal tersebut pak budiono berfikir dan terus berfikir, bagaimana caranya beliau bisa menyampaikan informasi tetapi tidak melalui media cetak dan akhirnya beliau mencoba bisnis dotcom yang pada saat itu belum populer, beliau membuat sebuah website yang ditawarkan kepada beberapa media cetak salah satunya adalah kompas tetapi beliau ditolak dengan alasan media yang ditawarkan beliau tidak efisien dalam menyampaikan informasi, dan belum ada segmentasi pasarnya, kemudian beliau menawarkannya ke media cetak yang lainnya, namun tetap saja ditolak. “Yah…namanya juga orang lagi butuh duit, ya cara apapun akan diusahakan semaksimal mungkin” Begitu tandasnya. Setelah itu akhirnya beliau berfikir dan bersama seorang temannya Abdul Rahman, beliau berinisiatif mendirikan detikcom sendiri dengan modal awal 100 juta rupiah, beliau mendirikan media informasi tersebut tepatnya pada tanggal 9 Juli 1998 dengan nama detikcom, yang dibarengi dengan on linenya media informasi sejenis seperti satunet.com, astaga.com, koridor.com, mandiri.com.
Pada tahun pertamanya detikcom hanya beranggotakan 3 orang, Pak Budiono sendiri bertugas sebagai orang yang berada didepan komputer untuk mengupdate berita ke website, sedangkan temannya bertugas sebagai reporter di lapangan dan ketika mendapatkan berita, temannya menyampaikannya melalui telepon, yang lebih uniknya lagi pada saat itu belum ada handphone, jadi reporter detikcom hanya bermodalkan uang coin. “saat meliput berita di istana negara reporter harus mencari telepon umum, pada saat itu ada di gedung telkom dan reporter harus kesana dahulu untuk menelpon dan menyampaikan berita kepada saya yang berada di kantor detikcom”, Ucap pak Budiono sambil mengingat kenangan itu. “Setelah selang beberapa bulan detikcom online, kami mendapatkan iklan pertama, pada saat itu iklan pertamanya adalah iklan Processor Intel Pentium III”, tambahnya lagi sambil memperlihatkan gambar tampilan detikcom yang pertama kali terbit dengan iklan pertamanya dalam slide presentasinya. Detikcom pada saat itu berkantor di Lebak Bulus tepatnya di samping stadion sepak bola Lebak Bulus.
Filosofi nama detik sendiri adalah karena detikcom ingin menyajikan informasi yang ter-update setiap jam, menit bahkan detik.
Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan “meleknya” masyarakat akan internet, detikcom semakin menanjak naik sebagai news online nomor satu di negeri ini. “Rangking detikcom menanjak ketika kejadian-kejadian luar biasa di negeri ini terjadi, diantaranya ketika Soeharto turun, Soeharto meninggal, Poligaminya A’a gym, terbitnya majalah Playboy indonesia dan yang lainnya” ucap pak Budiono dalam Presentasinya.
Dahulu tampilan detikcom yang hanya berisi berita-berita saja sekarang telah berubah menjadi iklan, ya…banyak sekali iklan yang ada di detikcom, dan inilah sebenarnya penghasilan yang luar biasa dari perusahaan ini.
Detikcom sekarang bukan hanya saja sebagai news online saja melainkan menjadi Portal, dari mulai blogs yang dinamai blogdetik.com, forum, detiknews, detikhot dan masih buanyak lagi fasilitas yang tersedia di detikcom.
Dan Pada 3 Agustus 2011 Para Group mengakuisisi detikcom (PT Agranet Multicitra Siberkom/Agrakom) . Mulai pada tanggal itulah secara resmi detikcom berada di bawah Trans Corpora. Chairul Tanjung, pemilik Para Group membeli detikcom secara total (100 persen) dengan nilai US$60 juta atau Rp 521-540 miliar. Setelah diambilalih, maka selanjutnya jajaran direksi akan diisi oleh pihak-pihak dari Trans Corpora — sebagai perpanjangan tangan Para Group di ranah media. Dan komisaris Utama dijabat Jenderal (Purn) Bimantoro, mantan Kapolri, yang saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama Carrefour Indonesia, yang juga dimiliki Chairul Tanjung. Sebelum diakuisisi oleh Para Group, saham detikcom dimiliki oleh Agranet Tiger Investment dan Mitsui & Co. Agranet memiliki 59% saham di Detik.com, dan sisanya dimiliki oleh Tiger 39%, dan Mitsui 2%

Manajemen DetikCom

  • Komisaris Utama: Drs Raden Suroyo Bimantoro
  • Wakil Komisaris Utama: Zainal Rahman
  • Komisaris:
    1. Sutrisno Iwantono
    2. Calvin Lukmantara
  • Direktur Utama: Abdul Rahman
  • Wakil Direktur Utama: Budiono Darsono
  • Direktur Sales dan Marketing: Nur Wahyuni Sulistiowati
  • Direktur Entertainment: Wishnutama Kusubandio
  • Direktur IT: Andry S Huzin
  • Direktur Keuangan dan HRD: Warnedy
Redaksi DetikCom
  • Pemimpin Redaksi : Budiono Darsono
  • Wakil Pemimpin Redaksi : Arifin Asydhad, Didik Supriyanto
  • Dewan Redaksi : Abdul Rahman, A. Sapto Anggoro
  • Redaktur Eksekutif : Nurul Hidayati, Puteri Fatia
  • Redaktur Pelaksana : Andi A. Sururi (detiksport), Is Mujiarso (detikhot), Wicaksono * Hidayat (detikinet), Indra Subagja (detiknews), Nurul Qomariyah (detikfinance), Dadan Kuswaraharja (detikoto), Irna Gustia (detikhealth), Iin Yumiyanti (New Media)
  • Detiknews: Gagah Wijoseno (Koordinator Liputan), Fitraya Ramadhanny (Wakil Redaktur Pelaksana), Adi Nugroho, Andi Saputra, Andri Haryanto, Anwar Khumaini, Aprizal Rahmatullah, Ari Saputra, Chazizah Gusnita, Deden Gunawan, Didiet Tri Kertapati, Didi Syafirdi, Elvan Dany Sutrisno, E. Mei Amelia R, Fajar Pratama, Gunawan Mashar, Heri Winarno, Hestiana Dharmastuti, Irwan Nugroho, Laurencius Simanjuntak, Lia Harahap, Luhur Hertanto, Mega Putra Ratya, Moksa Hutasoit, M Rizal Maslan, M Taufiqqurahman, Nala Edwin, Niken Widya Yunita, Nograhany Widhi K, Novi Christiastuti Adiputri, Nurul Ken Yunita, Nurvita Indarini, Rachmadin Ismail, Ramadhian Fadillah P, Rita Uli Hutapea, Yuda Ari Kusuma.
  • Detikfinance: Akhmad Nurismarsyah, Angga Aliya ZRF, Herdaru Purnomo, Ninik Setrawati, Ramdhania El Hida, Suhendra, Wahyu Daniel, Wherry Enggo Prayogi.
  • Detiksport: Doni Wahyudi (Wakil Redaktur Pelaksana), Arya Perdhana, Kris Fathoni W, Mohammad Resha Pratama, Narayana Mahendra Prastya, Okdwitya Karina Sari, Rossi Finza Noor.
  • Detikhot: Adhie Ichsan, Annisa Steviani, Fakhmi Kurniawan, Han Kristi, Herianto Batubara, Komario Bahar, Mahardian Prawira Bhisma, Nugraha Rodiana, Prih Prawesti, Rachman Haryanto, Yulia Dian Candra Kusuma.
  • Detikinet: Achmad Rouzni Noor II, Andrian Fauzi, Ardhi Suryadi, Fino Yurio Kristo, Rachmatunnisa, Trisno Heriyanto.
  • Detikfood: Devita Sari, Eka Septia.
  • Detikoto: Luthfi Andika, Muhammad Ikhsan, Syubhan Akib.
  • Detikhealth: AN Uyung Pramudiarja, Merry Wahyuningsih, Vera Farah Bararah. DetikTV: Ahmad Triyanto, M Rasyid.
  • DetikFoto: Dikhy Sasra (Redaktur), Aries Suyono, Agus Purnomo.
  • Suara Pembaca: Dwi Arif Ikhwanto
  • Kepala Biro Surabaya: Budi Sugiharto
  • DetikSurabaya: Budi Hartadi (Koordinator Liputan), Fatichatun Nadhiroh, Imam Wahyudiyanta, Irawulan, Rois Jajeli, Zainal Effendi, Kikik Agnikristiani (Account Executive)
  • Kepala Biro Yogyakarta: Bagus Kurniawan
  • DetikYogya: Torie Natalova, Maria Rosari Sekar Seruni, Cathrine Nobi Susilo, Muchamad Nur Wachid, Hendy Adhitya Nurcahyo Aditya Wira Santika, Aditya Setyawan, Tarsoni, Rahmat Ilham (designer), Ati Dirgawati (sekretaris).[4]
  • Kepala Biro Bandung: Erna Mardiana
  • DetikBandung: Avitia Nurmatari, Baban Gandapurnama, Oris Riswan Budiana, Tya Eka Yulianti, Della Febrianty (Staf Adm), Puji Apriantikasari (Costumer Service), Rani Sumarni, Roy Marcos Hutapea (Account Executive).
  • Biro Daerah Non Biro: Gede Suardana (Denpasar), Muchus Budi Rahayu (Solo), Triono Wahyu S (Semarang), Taufik Wijaya (Palembang), Yonda Sisko (Padang), Chaidir Anwar Tanjung (Pekanbaru), Khairul Ikhwan D (Medan), M Nur Abdurrahman (Makassar), M. Hanafi Holle (Ambon).
  • Luar Negeri: Eddi Santosa (Belanda), Endang Isnaini Saptorini (Amerika Serikat), Liza Arifin (Inggris), Hanum Salsabiela Rais (Austria), Ramdhan Muhaimin (Malaysia)
  • Portal Publisher: Heru Tjatur (Vice President), Christian Partogi (Manager) , Ferona Y Faizal (Manager), Edward Napitupulu, Sena Achari, M Yunus (Koordinator Creative), Didik Wicaksono, Irwan Dharmawan.
  •  Community Publisher: Meliyanti Setyorini (Manager) , Marwan, Karel Anderson, Karmin Winarta, Meizyana Saliha.
  •  Sekretaris Redaksi: Marina Deviyanti, M Sidik (staf). Alamat Redaksi: Aldevco Octagon Building – Lantai 2 Jl. Warung Buncit Raya No.75 Jakarta Selatan 12740 Telp: (021) 794.1177 (Hunting) Fax: (021) 794.4472, Email: redaksi@detik.com.
  • Kontak Iklan: Telp: (021) 794.1177 Fax: (021) 794.1175, (021) 794.1176 Email: infoiklan@detik.com. Alamat Biro Yogyakarta: Jl Pacar No.1, Baciro Baru, Yogyakarta 55225, Telp: (0274) 546823 Fax: (0274) 512188
  • Alamat Biro Surabaya: Jalan Jimerto 17 A Surabaya Telp/fax: (031) 5474465 Email: redaksi@detiksurabaya.com
  • Alamat Biro Bandung: Jl. Lombok No.33, Bandung 40115, Telp: (022) 4233533, 4262943 Fax: (022) 4262944 Email: redaksi@detikbandung.com


SEJARAH detik..com
Server detik..com sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Tanggal 9 Juli itu akhirnya ditetapkan sebagai hari lahir Detikcom yang didirikan Budiono Darsono (eks wartawan DeTik), Yayan Sopyan (eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan utama detikcom terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detikcom memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan, dan olahraga.
Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detikcom yang update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news. Dengan bertumpu pada vivid description macam ini detikcom melesat sebagai situs informasi digital paling populer di kalangan users internet.
Perkembangan jumlah pengunjung
Pada Juli 1998 situs detikcom per harinya menerima 30.000 hits (ukuran jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar 2.500 user (pelanggan Internet). Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per harinya naik tujuh kali lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari atau 6.420.000 hits per bulan dengan 32.000 user. Pada bulan Juni 1999, angka itu naik lagi menjadi 536.000 hits per hari dengan user mencapai 40.000. Terakhir, hits detikcom mencapai 2,5 juta lebih per harinya.
Selain perhitungan hits, detikcom masih memiliki alat ukur lainnya yang sampai sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang mendekati seberapa besar potensi yang dimiliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view (jumlah halaman yang diakses). Page view detikcom sekarang mencapai 3 juta per harinya. sekarang detik..com menempati posisi ke empat tetinggi dari alexa.com untuk seluruh kontent di Indonesia.
DETIK adalah salah satu pelopor media massa yang menggunakan basis internet sebagai alat pemberitaannya. Di awal kemunculannya, media ini dianggap cukup berani melakukan inovasi. Sebab, ketika muncul di tahun 1999, teknologi internet masih menjadi sesuatu yang dianggap langka dan mahal. Sehingga, banyak yang memprediksikan bahwa media ini tidak akan mampu bertahan lama dan mati seperti kelahiran sebelumnya.
Kisah awal media Detik ini menjadikan internet sebagai basis pemberitaan, berawal dari kisah pahit yang dialaminya. Ketika pada masa Orde Baru, media ini muncul dalam format sebagai majalah mingguan yang mengupas masalah politik sebagai pokok bahasan. Namun, kekuatan Orde Baru yang sangat ketat mengawasi pemberitaan media massa, memaksa majalah tersebut menyudahi kiprahnya untuk terbit dalam format majalah.
Hal ini karena Detik dianggap terlalu keras dalam pemberitaannya yang dianggap menyerang penguasa saat itu. Sehingga, dengan keputusan Menteri Penerangan saat itu, majalah Detik bersama Tempo dan Forum harus dicabut surat Ijin Usaha Penerbitan yang merupakan surat ijin usaha media massa.
Kisah detik..com
Ketika Tempo bisa kembali terbit sebagai majalah, manajemen Detik mencoba membuat terobosan baru yang dinilai aman saat itu. Pilihan untuk menjadi sebuah media massa berbasis internet pun dipilih. Dan nama Detik tetap dipertahankan, dan menjadi sebuah brand yang cukup melekat di benak masyarakat.
Akibatnya, nama detik..com pun berulang kali terpilih sebagai top brand untuk kategori media massa online atas survey yang dilakukan berbagai lembaga penelitian. Hal ini karena posisi detik..com, sebagai media online pertama yang muncul di Indonesia.
Selain karena sebagai pelopor media online, detik.com dianggap memiliki kelebihan sebagai media online. Beberapa kelebihan detik.com di antaranya adalah :
1. Informasi yang cepat dalam menyampaikan informasi yang didapat dari masyarakat. Dalam hal ini update informasi dilakukan selama 24 jam.
2. Berita yang dimuat, ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat.
3. Mudah mengaksesnya, dan bisa dinikmati dengan berbagai macam perangkat tekhnologi baik komputer maupun telepon genggam.
4. Memungkinkan interaksi pembaca melalui fasilitas forum pembaca. Sehingga masing-masing pembaca bisa saling berdiskusi atas sebuah topik.
5. Didukung oleh wartawan wartawan yang memiliki tingkat profesionalisme tinggi sehingga mampu menyuguhkan berita yang bermutu.
Sumber : vivanews.com

0 komentar:

Posting Komentar