Perkembangan web yang terkait dengan bidang
Ilmu
Semantic WEB
Setelah semua
dijelaskan sekarang saya akan membahas tentang perkembangan web yang terkait
dengan bidang ilmu yaitu salah satunya itu adalah semantic web. Yuk mari baca
dengan selesai ya ^_^
Pengertian Semantic Web (Web
Semantik) atau Definisi Semantic Web adalah pengembangan dari World Wide
Web di mana makna semantik dari informasi di web didefinisikan, sehingga
memungkinkan mesin untuk memprosesnya. Semantic Web berasal dari World
Wide Web Konsorsium dari Web sebagai media universal data, informasi, dan
pertukaran pengetahuan.
Semantic Web terdiri dari
seperangkat prinsip-prinsip desain, kelompok kerja kolaboratif, dan berbagai
teknologi. Beberapa elemen dari Semantic Web yang dinyatakan sebagai calon masa
depan dan unsur-unsur lain dari Semantic Web disajikan dalam spesifikasi formal
dimaksudkan untuk memberikan deskripsi formal konsep, istilah, dan hubungan
dalam satu domain tertentu.
Istilah Web Semantik itu sendiri
diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web. Sekarang, prinsip
web semantik disebut-sebut akan muncul pada Web 3.0, generasi ketiga dari World
Wide Web. Bahkan Web 3.0 itu sendiri sering disamakan dengan Web Semantik. Web
Semantik menggunakan XML, XMLS (XML Schema), RDF, RDFS (Resources Description
Framework Schema) dan OWL.
Web Semantik merujuk kepada
kemampuan aplikasi komputer untuk lebih memahami bahasa manusia, bukan hanya
bahasa yang baku dari para penggunanya tetapi juga bahasa yang lebih kompleks,
seperti dalam bahasa percakapan sehingga memudahkan penggunanya untuk
berkomunikasi dengan mesin. Web Semantik dapat mengolah bahasa dan mengenali
homonim, sinonim, atau atribut yang berbeda pada suatu database.
Referensi :
WEB yang paling popular di Indonesia salah
satunya adalah
Sekilas tentang detik.com
Detikcom ialah sebuah portal web
yang berisi berita aktual dan artikel dalam jaringan di Indonesia. Detikcom
merupakan salah satu situs berita terpopuler di Indonesia. Berbeda dari
situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya, detikcom hanya mempunyai edisi
daring dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. Meskipun begitu,
detikcom merupakan yang terdepan dalam hal berita-berita baru (breaking
news). Sejak tanggal 3 Agustus 2011, DetikCom menjadi bagian dari trans
corpora.
Detikcom merupakan portal kepada situs-situs:
- detikNews
- detikFinance
- detikFood
- detikHot
- detiki-Net
- detikSport
- detikHealth
- detikShop
- detikTV
- detikSurabaya
- detikBandung
- detikforum
- blogdetik
- serta beberapa fasilitas lainnya
Awal mula berdirinya detikcom:
Pada zaman Orde Baru pak Budiono bekerja di
tabloid detik yang akhirnya pada masa Orde Baru tabloid tersebut di berangus
bersama-sama dengan tabloid Tempo karena pada masa Orde Baru kebebasan Pers
belum diperbolehkan. Akhirnya setelah mengalami hal tersebut pak budiono
berfikir dan terus berfikir, bagaimana caranya beliau bisa menyampaikan
informasi tetapi tidak melalui media cetak dan akhirnya beliau mencoba bisnis
dotcom yang pada saat itu belum populer, beliau membuat sebuah website yang
ditawarkan kepada beberapa media cetak salah satunya adalah kompas tetapi
beliau ditolak dengan alasan media yang ditawarkan beliau tidak efisien dalam
menyampaikan informasi, dan belum ada segmentasi pasarnya, kemudian beliau
menawarkannya ke media cetak yang lainnya, namun tetap saja ditolak.
“Yah…namanya juga orang lagi butuh duit, ya cara apapun akan diusahakan
semaksimal mungkin” Begitu tandasnya. Setelah itu akhirnya beliau berfikir dan
bersama seorang temannya Abdul Rahman, beliau berinisiatif mendirikan detikcom sendiri
dengan modal awal 100 juta rupiah, beliau mendirikan media informasi tersebut
tepatnya pada tanggal 9 Juli 1998 dengan nama detikcom, yang dibarengi dengan
on linenya media informasi sejenis seperti satunet.com, astaga.com,
koridor.com, mandiri.com.
Pada tahun pertamanya detikcom hanya
beranggotakan 3 orang, Pak Budiono sendiri bertugas sebagai orang yang berada
didepan komputer untuk mengupdate berita ke website, sedangkan temannya
bertugas sebagai reporter di lapangan dan ketika mendapatkan berita, temannya
menyampaikannya melalui telepon, yang lebih uniknya lagi pada saat itu belum
ada handphone, jadi reporter detikcom hanya bermodalkan uang coin. “saat
meliput berita di istana negara reporter harus mencari telepon umum, pada saat
itu ada di gedung telkom dan reporter harus kesana dahulu untuk menelpon dan
menyampaikan berita kepada saya yang berada di kantor detikcom”, Ucap pak
Budiono sambil mengingat kenangan itu. “Setelah selang beberapa bulan detikcom
online, kami mendapatkan iklan pertama, pada saat itu iklan pertamanya adalah
iklan Processor Intel Pentium III”, tambahnya lagi sambil memperlihatkan gambar
tampilan detikcom yang pertama kali terbit dengan iklan pertamanya dalam slide
presentasinya. Detikcom pada saat itu berkantor di Lebak Bulus tepatnya di
samping stadion sepak bola Lebak Bulus.
Filosofi nama detik sendiri adalah karena
detikcom ingin menyajikan informasi yang ter-update setiap jam, menit bahkan
detik.
Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan
“meleknya” masyarakat akan internet, detikcom semakin menanjak naik sebagai
news online nomor satu di negeri ini. “Rangking detikcom menanjak ketika
kejadian-kejadian luar biasa di negeri ini terjadi, diantaranya ketika Soeharto
turun, Soeharto meninggal, Poligaminya A’a gym, terbitnya majalah Playboy
indonesia dan yang lainnya” ucap pak Budiono dalam Presentasinya.
Dahulu tampilan detikcom yang hanya berisi
berita-berita saja sekarang telah berubah menjadi iklan, ya…banyak sekali iklan
yang ada di detikcom, dan inilah sebenarnya penghasilan yang luar biasa dari
perusahaan ini.
Detikcom sekarang bukan hanya saja sebagai news
online saja melainkan menjadi Portal, dari mulai blogs yang dinamai
blogdetik.com, forum, detiknews, detikhot dan masih buanyak lagi fasilitas yang
tersedia di detikcom.
Dan Pada 3 Agustus 2011 Para Group mengakuisisi
detikcom (PT Agranet Multicitra Siberkom/Agrakom) . Mulai pada tanggal itulah
secara resmi detikcom berada di bawah Trans Corpora. Chairul Tanjung, pemilik
Para Group membeli detikcom secara total (100 persen) dengan nilai US$60 juta
atau Rp 521-540 miliar. Setelah diambilalih, maka selanjutnya jajaran direksi
akan diisi oleh pihak-pihak dari Trans Corpora — sebagai perpanjangan tangan
Para Group di ranah media. Dan komisaris Utama dijabat Jenderal (Purn) Bimantoro,
mantan Kapolri, yang saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama Carrefour
Indonesia, yang juga dimiliki Chairul Tanjung. Sebelum diakuisisi oleh Para
Group, saham detikcom dimiliki oleh Agranet Tiger Investment dan Mitsui &
Co. Agranet memiliki 59% saham di Detik.com, dan sisanya dimiliki oleh Tiger
39%, dan Mitsui 2%
Manajemen DetikCom
- Komisaris Utama: Drs Raden Suroyo Bimantoro
- Wakil Komisaris Utama: Zainal Rahman
- Komisaris:
- Sutrisno Iwantono
- Calvin Lukmantara
- Direktur Utama: Abdul Rahman
- Wakil Direktur Utama: Budiono Darsono
- Direktur Sales dan Marketing: Nur Wahyuni Sulistiowati
- Direktur Entertainment: Wishnutama Kusubandio
- Direktur IT: Andry S Huzin
- Direktur Keuangan dan HRD: Warnedy
Redaksi DetikCom
- Pemimpin Redaksi : Budiono Darsono
- Wakil Pemimpin Redaksi : Arifin Asydhad, Didik Supriyanto
- Dewan Redaksi : Abdul Rahman, A. Sapto Anggoro
- Redaktur Eksekutif : Nurul Hidayati, Puteri Fatia
- Redaktur Pelaksana : Andi A. Sururi (detiksport), Is Mujiarso (detikhot), Wicaksono * Hidayat (detikinet), Indra Subagja (detiknews), Nurul Qomariyah (detikfinance), Dadan Kuswaraharja (detikoto), Irna Gustia (detikhealth), Iin Yumiyanti (New Media)
- Detiknews: Gagah Wijoseno (Koordinator Liputan), Fitraya Ramadhanny (Wakil Redaktur Pelaksana), Adi Nugroho, Andi Saputra, Andri Haryanto, Anwar Khumaini, Aprizal Rahmatullah, Ari Saputra, Chazizah Gusnita, Deden Gunawan, Didiet Tri Kertapati, Didi Syafirdi, Elvan Dany Sutrisno, E. Mei Amelia R, Fajar Pratama, Gunawan Mashar, Heri Winarno, Hestiana Dharmastuti, Irwan Nugroho, Laurencius Simanjuntak, Lia Harahap, Luhur Hertanto, Mega Putra Ratya, Moksa Hutasoit, M Rizal Maslan, M Taufiqqurahman, Nala Edwin, Niken Widya Yunita, Nograhany Widhi K, Novi Christiastuti Adiputri, Nurul Ken Yunita, Nurvita Indarini, Rachmadin Ismail, Ramadhian Fadillah P, Rita Uli Hutapea, Yuda Ari Kusuma.
- Detikfinance: Akhmad Nurismarsyah, Angga Aliya ZRF, Herdaru Purnomo, Ninik Setrawati, Ramdhania El Hida, Suhendra, Wahyu Daniel, Wherry Enggo Prayogi.
- Detiksport: Doni Wahyudi (Wakil Redaktur Pelaksana), Arya Perdhana, Kris Fathoni W, Mohammad Resha Pratama, Narayana Mahendra Prastya, Okdwitya Karina Sari, Rossi Finza Noor.
- Detikhot: Adhie Ichsan, Annisa Steviani, Fakhmi Kurniawan, Han Kristi, Herianto Batubara, Komario Bahar, Mahardian Prawira Bhisma, Nugraha Rodiana, Prih Prawesti, Rachman Haryanto, Yulia Dian Candra Kusuma.
- Detikinet: Achmad Rouzni Noor II, Andrian Fauzi, Ardhi Suryadi, Fino Yurio Kristo, Rachmatunnisa, Trisno Heriyanto.
- Detikfood: Devita Sari, Eka Septia.
- Detikoto: Luthfi Andika, Muhammad Ikhsan, Syubhan Akib.
- Detikhealth: AN Uyung Pramudiarja, Merry Wahyuningsih, Vera Farah Bararah. DetikTV: Ahmad Triyanto, M Rasyid.
- DetikFoto: Dikhy Sasra (Redaktur), Aries Suyono, Agus Purnomo.
- Suara Pembaca: Dwi Arif Ikhwanto
- Kepala Biro Surabaya: Budi Sugiharto
- DetikSurabaya: Budi Hartadi (Koordinator Liputan), Fatichatun Nadhiroh, Imam Wahyudiyanta, Irawulan, Rois Jajeli, Zainal Effendi, Kikik Agnikristiani (Account Executive)
- Kepala Biro Yogyakarta: Bagus Kurniawan
- DetikYogya: Torie Natalova, Maria Rosari Sekar Seruni, Cathrine Nobi Susilo, Muchamad Nur Wachid, Hendy Adhitya Nurcahyo Aditya Wira Santika, Aditya Setyawan, Tarsoni, Rahmat Ilham (designer), Ati Dirgawati (sekretaris).[4]
- Kepala Biro Bandung: Erna Mardiana
- DetikBandung: Avitia Nurmatari, Baban Gandapurnama, Oris Riswan Budiana, Tya Eka Yulianti, Della Febrianty (Staf Adm), Puji Apriantikasari (Costumer Service), Rani Sumarni, Roy Marcos Hutapea (Account Executive).
- Biro Daerah Non Biro: Gede Suardana (Denpasar), Muchus Budi Rahayu (Solo), Triono Wahyu S (Semarang), Taufik Wijaya (Palembang), Yonda Sisko (Padang), Chaidir Anwar Tanjung (Pekanbaru), Khairul Ikhwan D (Medan), M Nur Abdurrahman (Makassar), M. Hanafi Holle (Ambon).
- Luar Negeri: Eddi Santosa (Belanda), Endang Isnaini Saptorini (Amerika Serikat), Liza Arifin (Inggris), Hanum Salsabiela Rais (Austria), Ramdhan Muhaimin (Malaysia)
- Portal Publisher: Heru Tjatur (Vice President), Christian Partogi (Manager) , Ferona Y Faizal (Manager), Edward Napitupulu, Sena Achari, M Yunus (Koordinator Creative), Didik Wicaksono, Irwan Dharmawan.
- Community Publisher: Meliyanti Setyorini (Manager) , Marwan, Karel Anderson, Karmin Winarta, Meizyana Saliha.
- Sekretaris Redaksi: Marina Deviyanti, M Sidik (staf). Alamat Redaksi: Aldevco Octagon Building – Lantai 2 Jl. Warung Buncit Raya No.75 Jakarta Selatan 12740 Telp: (021) 794.1177 (Hunting) Fax: (021) 794.4472, Email: redaksi@detik.com.
- Kontak Iklan: Telp: (021) 794.1177 Fax: (021) 794.1175, (021) 794.1176 Email: infoiklan@detik.com. Alamat Biro Yogyakarta: Jl Pacar No.1, Baciro Baru, Yogyakarta 55225, Telp: (0274) 546823 Fax: (0274) 512188
- Alamat Biro Surabaya: Jalan Jimerto 17 A Surabaya Telp/fax: (031) 5474465 Email: redaksi@detiksurabaya.com
- Alamat Biro Bandung: Jl. Lombok No.33, Bandung 40115, Telp: (022) 4233533, 4262943 Fax: (022) 4262944 Email: redaksi@detikbandung.com
SEJARAH detik..com
Server detik..com sebenarnya sudah siap diakses
pada 30 Mei 1998, namun mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998.
Tanggal 9 Juli itu akhirnya ditetapkan sebagai hari lahir Detikcom yang
didirikan Budiono Darsono (eks wartawan DeTik), Yayan Sopyan (eks wartawan DeTik),
Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan
utama detikcom terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi.
Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detikcom
memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan, dan olahraga.
Dari situlah kemudian tercetus keinginan
membentuk detikcom yang update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media
cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking
news. Dengan bertumpu pada vivid description macam ini detikcom melesat sebagai
situs informasi digital paling populer di kalangan users internet.
Perkembangan jumlah pengunjung
Perkembangan jumlah pengunjung
Pada Juli 1998 situs detikcom per harinya
menerima 30.000 hits (ukuran jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar
2.500 user (pelanggan Internet). Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per
harinya naik tujuh kali lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari atau
6.420.000 hits per bulan dengan 32.000 user. Pada bulan Juni 1999, angka itu
naik lagi menjadi 536.000 hits per hari dengan user mencapai 40.000. Terakhir,
hits detikcom mencapai 2,5 juta lebih per harinya.
Selain perhitungan hits, detikcom masih memiliki
alat ukur lainnya yang sampai sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang mendekati
seberapa besar potensi yang dimiliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view
(jumlah halaman yang diakses). Page view detikcom sekarang mencapai 3 juta per
harinya. sekarang detik..com menempati posisi ke empat tetinggi dari alexa.com
untuk seluruh kontent di Indonesia.
DETIK adalah salah satu pelopor media massa yang
menggunakan basis internet sebagai alat pemberitaannya. Di awal kemunculannya,
media ini dianggap cukup berani melakukan inovasi. Sebab, ketika muncul di
tahun 1999, teknologi internet masih menjadi sesuatu yang dianggap langka dan
mahal. Sehingga, banyak yang memprediksikan bahwa media ini tidak akan mampu
bertahan lama dan mati seperti kelahiran sebelumnya.
Kisah awal media Detik ini menjadikan internet
sebagai basis pemberitaan, berawal dari kisah pahit yang dialaminya. Ketika
pada masa Orde Baru, media ini muncul dalam format sebagai majalah mingguan
yang mengupas masalah politik sebagai pokok bahasan. Namun, kekuatan Orde Baru
yang sangat ketat mengawasi pemberitaan media massa, memaksa majalah tersebut
menyudahi kiprahnya untuk terbit dalam format majalah.
Hal ini karena Detik dianggap terlalu keras dalam
pemberitaannya yang dianggap menyerang penguasa saat itu. Sehingga, dengan
keputusan Menteri Penerangan saat itu, majalah Detik bersama Tempo dan Forum
harus dicabut surat Ijin Usaha Penerbitan yang merupakan surat ijin usaha media
massa.
Kisah detik..com
Ketika Tempo bisa kembali terbit sebagai majalah,
manajemen Detik mencoba membuat terobosan baru yang dinilai aman saat itu. Pilihan
untuk menjadi sebuah media massa berbasis internet pun dipilih. Dan nama Detik
tetap dipertahankan, dan menjadi sebuah brand yang cukup melekat di benak
masyarakat.
Akibatnya, nama detik..com pun berulang kali
terpilih sebagai top brand untuk kategori media massa online atas survey yang
dilakukan berbagai lembaga penelitian. Hal ini karena posisi detik..com,
sebagai media online pertama yang muncul di Indonesia.
Selain karena sebagai pelopor media online,
detik.com dianggap memiliki kelebihan sebagai media online. Beberapa kelebihan
detik.com di antaranya adalah :
1. Informasi yang cepat dalam menyampaikan
informasi yang didapat dari masyarakat. Dalam hal ini update informasi
dilakukan selama 24 jam.
2. Berita yang dimuat, ditulis dengan bahasa yang
mudah dipahami masyarakat.
3. Mudah mengaksesnya, dan bisa dinikmati dengan
berbagai macam perangkat tekhnologi baik komputer maupun telepon genggam.
4. Memungkinkan interaksi pembaca melalui
fasilitas forum pembaca. Sehingga masing-masing pembaca bisa saling berdiskusi
atas sebuah topik.
5. Didukung oleh wartawan wartawan yang memiliki
tingkat profesionalisme tinggi sehingga mampu menyuguhkan berita yang bermutu.
Sumber : vivanews.com
0 komentar:
Posting Komentar