Manusia dan harapan
Nilai – Nilai Budaya Sebagai Tolak Ukur Harapan
Dalam hasil budaya yang berupa sastra, dapat dihayati adanya
kandungan nilai budaya yang dibawa penulisnya sebagai gagasan utama.
Dalam sastra jawa misalnya antara lain terdapat nilai budaya meliputi:
a. Nilai kejuangan dan semangat pengorbanan.
Yaitu nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan diharapkan dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan, kedisiplinan,dll
b. Nilai kerumahtanggaan.
Yaitu nilai yang diharapkan berkembang dalam etiap keluarga.
c. Nilai kemandirian kaum wanita.
Yaitu, Nilai yang diharapkan dapat dimiliki setiap wanita.
a. Nilai kejuangan dan semangat pengorbanan.
Yaitu nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan diharapkan dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan, kedisiplinan,dll
b. Nilai kerumahtanggaan.
Yaitu nilai yang diharapkan berkembang dalam etiap keluarga.
c. Nilai kemandirian kaum wanita.
Yaitu, Nilai yang diharapkan dapat dimiliki setiap wanita.
- Harapan, cita – cita semua itu hampir sama. Namun
berbeda pengertian. Dalam Ilmu Budaya Dasar mengatakan harapan
mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada
umumnya perlu setinggi bintang. Kita tahu bahwa harapan adalah sesuatu
yang perlu kita capai meskipun tidak terlalu di utamakan (tidak terlalu
muluk), namun pada hakekatnya Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia
yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Begitu juga
dengan cita – cita, setiap manusia pasti memiliki cita – cita sejak ia
kecil, cita – cita merupakan sebuah harapan dimasa depan (belum
terwujud).
Perlu kita ketahui bahwasanya manusia itu terlahir sebagai makhluk
sosial, maka manusia tidak dapat yang namanya hidup sendiri, perlu
interksi sosial dan saling membutuhkan satu sama lain. Seperti contoh
didalam suatu keluarga, saat anak mulai beranjak dewasa dalam buku Ilmu
Sosial Dasar mengatakan Ada dua hal yang mendorong manusia hidup dalam
pergaulan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan
hidup. Yaitu Setiap lahir ke dunia manusia langsung disambut dalam suatu
pergaulan hidup, yakni ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat
lainnya.
Harapan, kata ini mengandung makna yang sama dengan kebutuhan
manusia. Yang mana setiap manusia ingin sesuatu yang diinginkannya,
dalam buku Ilmu Sosial Dasar menyebutkan bahwa kebutuhan manusia itu
terdiri atas :
1. kelangsugnan hidup
2. keamanan
3. hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
4. diakui lingkungan
5. perwujudan cita-cita
Dalam pengertiannya memiliki arti yang sangat luas dalam kaitannya
dengan harapan setiap jiwa manusia, untuk kelangsungan hidup itu sendiri
memiliki arti bahwa dimana Setiap makhluk hidup selalu berusaha untuk
mempertahankan kehidupannya, maksudnya manusia harus dapat bertahan
hidup dalam paradigma kehidupan.
Setiap manusia juga perlu merasakan keamanan, dimana itu merupakan
suatu kebutuhan dalam menjalankan kehidupannya. Tanpa adanya rasa aman
mungkin manusia tidak dapat mempertahankan kehidupannya. Rasa aman itu
sendiri adalah hak dari seseorang untuk bisa merasakan sesuatu yang
tentram, dimana pemerintah dalam hal ini ikut serta. Seperti contoh
untuk kasus saat saat ini dimana kasus pemerkosaan diatas angkot marak
terjadi, itu semua dampak dari kurang rasa amannya bagi kaum wanita
untuk dapat menjalankan kehidupannya, untuk itulah pemerintah ikut serta
dalam pengambilan peran untuk dapat menciptakan rasa aman.
Hak dicintai dan mencintai juga merupakan sebuah kewajiban dimana
seorang manusia perlu memiliki rasa saling mencintai dan dicintai.
Karena dengan itu semua akan dapat terwujudnya rasa aman dan rasa saling
menjaga tentunya. Itu semua merupakan kebutuhan manusia yang setiap
individu harapakan.
Kata diakui lingkungan mengingatkan Saya pada sebuah tokoh kartu
Naruto karya Masashi Kishimoto, dimana sebuah anak yang dijauhi oleh
penduduk desa, karena anak itu merupakan jelmaan siluman rubah. Kita
sadar bahwa disini menjelaskan bahwa setiap seseorang yang memiliki
kekurangan perlu kita akui keberadaannya, kekurangan bukan merupakan
jembatan pemisah bagi setiap kehidupan didunia. Adanya komunitas bagi
penyandang cacat, itu juga merupakan yang perlu kita akui keberadaannya.
Dengan kita mengakui keberadaan setiap manusialah kita dapat memiliki
rasa dicintai dan mencintai.
Semuanya adalah perwujud-an suatu cita – cita manusia, dimana semua
itu adalah sebuah harapan manusia didunia ini. Andai itu semua terjalin
mungkin tidak ada yang namanya Perang Nuklir, Kerusuhan, Tawuran,
Pemerkosaan, Pembunuhan, dan Korupsi. Namun setiap individulah yang
harus bisa mensikapi itu semua, karena dari diri kita sendiri maka akan
berpengaruh ke keluarga, kemudian teman-teman terdekat, kelompok
masyarakat, Negara, dan Dunia.
- Kepercayaan secara umumnya bermaksud akuan akan
benarnya terhadap sesuatu perkara. Biasanya, seseorang yang menaruh
kepercayaan ke atas sesuatu pekara itu akan disertai oleh perasaan
‘pasti’ atau kepastian terhadap pekara yang berkenaan.
Kepercayaan dalam konteks psikologi adalah bermaksud suatu keadaan jiwa yang berkaitan dengan sikap berkedudukan-memihak (propositional attitude).
Manakala dalam konteks agama pula, kepercayaan adalah sebahagian
daripada batu asas pembangunan moral. Dalam konteks ini, kepercayaan
dikenali sebagai Akidah ataupun Iman.
Adapun kepercayaan itu dikatakan berkaitan dengan sikap
berkedudukan-memihak, kerana ia sentiasanya melibatkan penekanan,
penuntutan, dan jangkaan daripada seorang individu mengenai kebenaran
sesuatu. Kebenaran yang dituntut itu mungkin sahih, dan mungkin palsu
secara objektif, tetapi bagi individu yang berkenaan ia adalah sahih.
0 komentar:
Posting Komentar